Sirih Cina dengan nama latin Peperomia pellucida, juga dikenal dengan nama umum seperti: Ketumpang Air, Tumpang Air, Tumpang Angin, Daun Babawangan, Suruhan.
Sering dianggap gulma, lalu dicabut dan dibuang, padahal banyak manfaatnya.
Sirih Cina menyukai daerah lembab dan teduh dan dapat ditemukan di berbagai wilayah di dunia, termasuk Neotropik (Amerika Tengah dan Selatan, Karibia, dan Florida Selatan), Afrika, Asia Tenggara, dan Australia.
Tanaman ini dapat tumbuh setinggi 0,4 meter dan ditandai dengan daunnya yang selebar sekitar 1- 3,5 cm, berbentuk bulat telur atau segitiga bulat telur, mirip juga bentuk hati, berwarna hijau muda, sukulen, dan batang yang bercabang dan tidak berbulu.
Lihat juga berbagai foto saya dengan detail resolusi tinggi tentang Sirih Cina dan flora lainnya di Shutterstock.
Berbunga-bunga kecil tersusun berjarak dalam setangkai mengarah ke atas tanpa bulu sepanjang 2-6 cm. Bunga-bunga tersebut dikelilingi oleh daun pelindung berbentuk bulat.
Buahnya kering yang tidak pecah dikenal sebagai nutlet. Buah ini berbentuk bulat dan lebarnya sekitar 0,5 mm.
Peperomia pellucida secara tradisional digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit, termasuk peradangan, nyeri, dan kondisi kulit tertentu.
Dalam pengobatan tradisional Indonesia, daun yang diremas dioleskan ke kepala untuk meredakan sakit kepala saat demam. Air perasan daunnya diminum untuk mengatasi sakit perut dan kolik. Di Filipina, tanaman ini dioleskan sebagai tapal untuk abses dan bisul. Di India, rebusan tanaman diminum untuk menghentikan pendarahan. Di Brasil digunakan untuk menurunkan kolesterol dan mengobati infeksi.
Tanaman ini juga dapat dimakan dan dapat dikonsumsi mentah, atau dimasak, digunakan dalam salad atau lalap, juga bisa sebagai teh atau jamu.
No comments:
Post a Comment
Your positive comment will be highly appreciated to improve this site