Matched Content

Saturday, August 27, 2016

LED Kecil Disuplai 220 Volt AC Tanpa Trafo



Video berikut memperlihatkan bahwa LED kecil dengan tegangan maximal sekitar 3 vdc. LED dicatu dengan tegangan tinggi 220 vac dengan rangkaian yang sangat sederhana tanpa transformator. Sebuah dioda 1N4007 digunakan sebagai penyearah. Sebuah resistor 330 kiloohm digunakan sebagai pembatas arus.





Baca juga membuat flasher sederhana untuk lampu rem mobil dan sepeda motor yang dapat berkedip.

Sirkuit berikut menggambarkan rangkaian komponen yang terhubung serie.

PERHATIAN: seluruh bagian dari rangkaian-rangkaian yang ada di artikel ini terhubung dengan tegangan tinggi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jangan menyentuh rangkaian saat sedang terhubung dengan tegangan tinggi. Gunakan peralatan yang terisolasi dengan baik.

Dari skema sirkuit di atas:
VD adalah tegangan pada dioda penyearah 1N4007
VL adalah tegangan pada LED
VR adalah tegangan pada resistor 330 kiloohm
VAC adalah tegangan suplai 220 vac

Pada dioda, jika dioda 1N4007 dilalui arus atau diberi tegangan maju, maka akan timbul tegangan sebesar 0.6 volt (VD) di antara kaki anoda dan katodanya. Dioda dibutuhkan sebagai pengaman tambahan karena LED tidak tahan tegangan terbalik. Biasanya tegangan terbalik maximal yang diperbolehkan hanyalah 5 volt saja, jika lebih maka LED langsung putus. Jika LED yang digunakan berkualitas bagus, maka dioda ini bisa ditiadakan. Tampak pada video lampu LED berkedip seperti bergetar pada frekuensi 50-60 hertz. Hal ini terjadi karena dioda dan LED hanya mengalirkan arus searah dengan setengah gelombang dari gelombang arus listrik bolak balik. Jika ingin mengurangi kedipan LED, maka dapat ditambahkan kondensor untuk meratakan arus, dan menggunakan dioda jembatan (kuproks) sebagai penyearah gelombang penuh.

LED yang digunakan pada video berdiameter 5 mm, LED ini mempunyai tegangan maju maximal sekitar 3 vdc. Ada juga LED yang bertegangan maximal hanya 2,2 vdc saja. Arus maju maximal biasanya sekitar 30 mA. Maka resistansi internal dari LED dapat dihitung menggunakan hukum Ohm, dengan tegangan maju maximal dianggap 3 volt:

Resistansi LED= tegangan / arus = 3 volt : 30 mA = 3 volt : (30 / 1000) ampere = 100 ohm



Pada skema di atas, VAC adalah tegangan jaringan listrik rumah yaitu 220 volt, maka tegangan di antara kaki-kaki resistor adalah:

Tegangan resistor = tegangan suplai - tegangan dioda - tegangan LED = VR

VR = VAC - VD - VL =  220 - 0.6 - 3 = 216,4 volt



Diketahui bahwa arus maximal LED adalah 30 mA, karena dirangkai serie maka arus tersebut juga melalui resistor dengan nilai ampere yang sama, sehingga nilai resistor dapat dihitung dengan hukum Ohm:

Resistansi = tegangan resistor / arus resistor = 216.4 volt / 30 mA = 216.4 volt : (30 /1000) ampere = 7.213,33 ohm.



Nilai resistor tersebut adalah nilai terkecil agar LED dapat menyala maximal, jika dikecilkan lagi maka LED bisa putus karena tegangannya jadi terlalu tinggi.

Pada video sengaja digunakan resistor yang jauh lebih tinggi nilainya agar aman, dan tidak menyilaukan kamera. Dengan resistor 330 kiloohm LED warna putih tersebut sudah menyala sangat terang. Selanjutnya jika memang LED kurang terang, maka resistor dapat diperkecil dari nilai 330 kiloohm secara hati-hati.

Dalam memilih ukuran resistor, maka perlu dipertimbangkan kapasitas daya dari resistor tersebut. Untuk resistor 330 kiloohm maka daya resistor adalah:

Daya resistor = tegangan resistor x arus = tegangan resistor x tegangan resistor / resistansi

Daya resistor = VR x VR / 330.000 = 216.4 x 216.4 / 330.000 =  0.14 watt


Karena arusnya adalah arus searah yang terputus-putus atau setengah gelombang, maka daya aktual resistor adalah setengah dari daya di atas, yaitu 0.07 watt. Maka resistor dengan daya 1/4 atau 1/2 watt yang banyak tersedia dipasaran dapat digunakan dengan aman.

Perhatikan bahwa LED cenderung menjaga nilai tegangan di kaki anoda dan katoda tetap stabil. Sehingga resistansi internal dari LED akan berubah sesuai dengan arus yang melewatinya. Semakin besar arus maka semakin rendah resistansi internal LED. Semakin kecil arus maka semakin tinggi restansi internal LED.

Sebagaimana terlihat dalam video, walau arus yang melalui LED sudah sangat kecil sekitar 0,67 mA, tapi tegangan pada kaki LED masih mencapai 1,06 volt. Tegangan tersebut diukur dengan DC voltmeter, bukan AC voltmeter, karena arus yang melewati LED adalah arus searah. Maka resistansi internal LED dengan arus yang sangat kecil tersebut adalah:

Resistansi = 1,06 volt / 0,67 mA = 1,06 volt / 0,00067 ampere = 1.582,09 ohm

Nilai aktual dari resistansi dan tegangan LED pada test di video lebih besar dari nilai tersebut di atas, karena hanya setengah gelombang dari tegangan bolak-balik yang dipakai menyalakan LED.

Secara teoritis, jika ada banyak LED disambung serie maka tidak dibutuhkan lagi resistor sebagai pembatas arus. Contoh perhitungan: diketahui LED dengan tegangan maximal 3 volt DC, maka untuk tegangan suplai 220 volt akan dibutuhkan LED sebanyak 220 / 3 = 73,3 buah yang disambung serie. Tentu jumlah tersebut adalah jumlah minimal, untuk amannya maka harus lebih banyak LED yang disambung serie.  Dan dioda penyearah tetap dibutuhkan sebagai pengaman, cukup satu (1x) buah saja.


Sirkuit berikut menggambarkan rangkaian dengan dioda terhubung paralel dengan LED.

Pada rangkaian di atas, LED akan menyala saat arus mengalir dari kiri ke kanan. LED akan mati saat arus mengalir dari kanan ke kiri melalui dioda, bukan melalui LED. Kelemahan rangkaian ini adalah, terdapat konsumsi daya listrik saat arus mengalir dari kanan ke kiri, walau LED tidak menyala.

Tegangan VL hanya akan timbul saat LED menyala. Dan tegangan VD hanya akan timbul saat LED tidak menyala. Karena arus yang melalui rangkaian adalah arus bolak-balik, maka akan sulit untuk mengukur tegangan LED (VL) dengan akurat. Tegangan pada resistor (VR) adalah tegangan bolak-balik.

Pada rangkaian di atas, resistor diganti dengan kapasitor. Jika dilalui oleh arus bolak-balik, maka kapasitor akan bekerja seperti resistor. Resistansi kapasitor disebut reaktansi, karena resistansi pada kapasitor adalah reaksi dari kapasitor tersebut terhadap arus bolak-balik. Agar didapat nilai reaktansi yang tepat, maka ukuran kapasitor dapat dihitung dengan rumus:

Reaktansi kapasitor = Xc = 1 / (2 . Pi . f . C )

Jika reaktansi kapasitor disetel sama dengan resistansi sebagaimana pada rangkaian sebelumnya, yaitu 330 kiloohm, dan frekuensi tegangan bolak-balik ( f ) adalah 50 hertz . Maka ukuran kapasitor adalah:

C = 1 / (2 . Pi . f . Xc) = 1 / (2 x 22/7 x 50 x 330.000) = 9.65 x 10 ^ (-9) = 9.65 nanofarad

Atau bisa dibulatkan menjadi 10 nanofarad. Tapi masalahnya kapasitor ini harus tahan terhadap tegangan tinggi, minimal mencapai 250 volt. Dan kapasitor ini juga harus dari tipe kapasitor untuk arus bolak-balik (AC), yang mana biasanya harganya lebih mahal dari kapasitor arus searah (DC).

Secara teoritis kapasitor pada rangkaian ini tidak akan menimbulkan panas. Karena kapasitor mengeluarkan kembali energi listrik yang ditampungnya, tidak dalam bentuk energi panas. Sehingga tidak perlu ada perhitungan daya. Tapi pada prakteknya material dielektrik di dalam kapasitor dapat menimbulkan panas, sebagai effek dari perubahan-perubahan tegangan. Hal ini sering terjadi pada frekuensi tinggi. Maka diperlukan kapasitor dengan bahan dielektrik yang bagus, dan tentu saja harganya lebih mahal.

Jika nyala LED masih kurang terang, maka ukuran kapasitor diperbesar secara hati-hati. Sifat kapasitor pada arus bolak-balik adalah kebalikan resistor. Pada resistor, semakin tinggi nilainya maka semakin besar hambatannya. Pada kapasitor, semakin tinggi nilainya maka semakin kecil hambatannya terhadap arus bolak-balik, sebagaimana dapat dihitung pada rumus reaktansi di atas.

Video pengujian LED dengan kapasitor untuk terhubung ke 220 VAC.



Adakalanya LED sangat sensitif dan tidak tahan terhadap tegangan terbalik. Untuk itu perlu ditambahkan dioda penyearah, sebagaimana skema berikut.


Tampak pada rangkaian di atas, ditambahkan sebuah dioda penyearah yang disambung serie dengan LED. Sehingga LED benar-benar terlindung dari tegangan terbalik.

Karena pertimbangan-pertimbangan di atas, dari semua rangkaian-rangkaian tersebut maka rangkaian yang disarankan dan akhirnya divideokan adalah rangkaian yang paling atas.

Rangkaian ini dapat juga diterapkan untuk 110 volt AC dengan modifikasi tertentu. Rangkaian ini dapat diterapkan sebagai LED meter, LED tester, juga LED indikator, dan lain-lain.

Baca juga cara merangkai lampu LED seri untuk tegangan tinggi, berikut perhitungan resistor pembatas arus. Lihat juga video pengujian rangkaian serie LED untuk 9 volt, 12 volt, dan 220 volt.



20 comments:

  1. terima kasih.... sangat bermanfaat bagi pemula.

    ReplyDelete
  2. tq, sudah berbagi. ini sangat membantu

    ReplyDelete
  3. Bangsayacoba rangkai led20 buah pke dioda resirtor 1k kebakar gmn ya biar nyala

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pertanyaannya kurang jelas apa yang terbakar: LED, dioda, atau resistor? Juga tidak jelas apakah sambungannya serie atau paralel.
      Saya anggap yang terbakar adalah LED. Terbakarnya LED mengindikasikan overheating, terlalu panas, akibat arus berlebihan. Resistor 1 kilo ohm sepertinya terlalu kecil untuk 20 buah LED tersebut, sehingga arus berlebihan. Kualitas LED juga beragam sehingga arus maximalnya bisa tidak sesuai teori atau spesifikasi di datasheet.

      Jika LED yang digunakan adalah 5 mm dan mirip dengan yang saya test, estimasinya adalah:

      Untuk 20x LED yang dirangkai paralel:
      330k / 20 = 16,5k atau pada prakteknya dengan nilai resistor 18 kiloohm
      Daya resistor adalah 220/18/1000x220 = 2,69 watt, atau 3 watt.

      Pada rangkaian parallel estimasi ukuran resistansi terkecil adalah 560 ohm dengan daya resistor 87 watt. Tapi resistor dengan daya sebesar itu akan mahal harganya.

      Untuk 20x LED yang dirangkai serie:
      1x LED tegangan maximalnya dianggap 2 volt, aktualnya dapat mencapai 3 volt. Untuk 20 LED dirangkai serie total tegangannya adalah 40 volt. Maka tegangan pada resistor akan menjadi: tegangan pln - tegangan LED - tegangan dioda = 220 – 40 - 0.6=179.4 vac

      Arus yang melewati LED dianggap 10mA, aktualnya ada yang dapat mencapai 30mA.

      Maka agar tegangan pada resistor senilai 179.4 vac, resitansinya adalah: 179,4/0,010= 17.940 ohm = 18 kiloohm

      Daya resistor adalah: 179,4 x 0,010 = 1,794 watt, atau 2 watt

      Untuk amannya dapat mencoba dulu dengan resistor besar, misalnya 100 kiloohm, jika aman dan bekerja baik, resistansi dikecilkan untuk agar LED lebih terang. Dapat juga menggunakan dc amperemeter guna mengukur arus dan memastikan tidak melampaui 5 mA, bukan 10mA, karena hanya ½ gelombang dari arus AC yang digunakan, sehingga pada dc amperemeter terukur lebih kecil.

      Pada rangkaian serie estimasi ukuran resistansi terkecil adalah 8k2 dengan daya resistor 4w. Sehingga rangkaian serie lebih disarankan daripada paralel.

      Karena harga resistor jauh lebih murah, lebih baik membeli banyak resistor untuk dicoba, dari pada harus mengorbankan banyak LED yang lebih mahal. Jika masih bingung, coba dulu rangkaian yang lebih kecil, misalnya 5 LED.

      Delete
    2. Cara merangkai LED seri untuk tegangan tinggi dengan resistor pembatas arus sudah tersedia di artikel:
      https://www.atsunday.com/2019/01/merangkai-seri-led-untuk-9-volt-12-volt.html

      Delete
  4. info yng sangat bermanfaat dan cukup komprehensif ... tks sudah berbagi

    ReplyDelete
  5. Kerenn betul sekali itu teori & praktek dan ada alat ukurnya. ..kemungkinan melesat sangat kecil tergantung dari mading2 data sheet pada : lampued Resistor Dioda dan capaditor AC

    ReplyDelete
  6. bang mau tanya kalo nyalain 72 lampu led di seri warna merah (2,2) volt apa harus pake resistor lagi? ,kan kata abang max nya 3 volt berarti apa gak usah pake resistor lagi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebaiknya tetap pakai resistor, karena spesifikasi bisa berbeda dari tiap pabrikan. Harap baca cara menentukan nilai resistor pada artikel.

      Delete
  7. pak, kalo resistor 330k ohm nya 3 watt bisa digunakan kah, dan sekalian mohon penjelasan fungsi resistor dengan 1/4, 1/2, 1, 2, 3 watt pengaruhnya apa ya terhadap led tersebut? pemula nich, trims...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jika kapasitas daya resistor terlampaui, maka resistor bisa kepanasan bahkan terbakar. Tapi semakin besar daya resistor maka semakin besar ukuran fisiknya dan semakin mahal. Daya resistor tidak berelasi langsung terhadap LED.

      Delete
  8. Bang mau tanya, kalau mau pasang led 3volt x 10, dengan sumber tegangan 12v itu bagaimana ya? Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. LED 3 volt 10 buah jika diserie butuh suplai 30 volt. Jadi untuk suplai 12 volt, maka LED tersebut diserie 4 buah, bisa 5 buah serie tapi kurang terang, bahkan bisa tidak nyala kalau kurang dari tegangan minimalnya.
      Lebih jelas tentang cara merangkai LED seri untuk tegangan tinggi dengan resistor pembatas arus sudah tersedia di artikel:
      https://www.atsunday.com/2019/01/merangkai-seri-led-untuk-9-volt-12-volt.html

      Delete
  9. Bang untuk lampu setrika listrik pada umumnya butuh resistor berapa k?? R100k apa bisa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tergantung rangkaiannya. Ada rangkaian lampu setrika yang menggunakan shunt resistor yang terhubung paralel dengan lampu indikator. Shunt resistor nilainya sangat kecil, bisa sekitar 2 ohm saja. Rangkaian shunt dan lampu tersebut, lalu terhubung serie ke elemen pemanas setrika.

      Ada lampu indikator yang mempunyai resistor serie yang nilainya bisa mencapai 200 kilo ohm. Untuk mencari nilai yang tepat mulai dari resistor terbesar nilainya, kemudian dikecilkan sampai lampu menyala. Rangkaian lampu dan resistor ini terhubung paralel dengan elemen setrika. Sebagaimana pada setrika Philips, Maspion, Cosmos, Panasonic, Miyako, dan lain-lain.

      Di pasaran online (Bukalapak, Tokopedia, Shopee, Lazada, dll.) tersedia banyak lampu indikator 220 vac. Ada yang tanpa reristor. Ada yang menggunakan resistor sekitar 120k. Disebut juga sebagai lampu neon AC mini. Bisa digunakan untuk indikator setrika.

      Setrika biasanya tidak pakai LED karena bodi plastiknya tidak tahan panas.

      Delete
    2. Panduan perbaikan setrika listrik otomatis sudah dibahas di artikel:
      https://www.atsunday.com/2021/04/memperbaiki-setrika-listrik-otomatis.html

      Delete
  10. Mau tanya mas saya mau buat lampu aquascep pakek LED 3 wat sebanyak 95 titik menggunakan dimer dan power suplay 20amper
    Apaka mesti pakek transistor lgi
    Dan gimana cara menyusun kabel nya πŸ™πŸ™πŸ™mohon di bantu mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk lampu aquarium tanaman aquascape tersebut, keterangan tegangan LED tidak ada. Saya asumsikan LED tersebut bertegangan 12 volt karena akan disambung ke power suplai. Jika tegangannya cocok dengan power suplai, maka tidak perlu transistor pengatur tegangan.

      Karena tegangannya 12 volt, semua LED harus dirangkai paralel. Kaki positif semua LED disambung ke kutub positif power suplai. Demikian juga dengan semua kaki negatif LED disambung ke kutub negatif power suplai.

      Untuk 3 watt, setiap LED akan butuh arus 3/12 ampere = 0.25 ampere maximal. Total arus 0.25x95=23.75 ampere. Kesimpulannya power suplai kurang kuat jika LED bersinar maximal.

      Delete
  11. Nice post! This is a very nice blog that I will definitively come back to more times this year! Thanks for informative post. 15kv 220pf

    ReplyDelete

Your positive comment will be highly appreciated to improve this site