Matched Content

Wednesday, January 26, 2022

Ganti Busi Honda i-DSI : Jazz, Fit, City, Civic

  



Honda i-DSI (intelligent Dual & Sequential Ignition) mempunyai dua busi per silinder. Setiap pasang busi dinyalakan secara berurutan dengan interval antara keduanya, tergantung pada putaran mesin dan beban. Sehingga dicapai pembakaran bensin yang lebih sempurna. Itulah sebabnya konsumsi bahan bakar jadi irit.

Video prosedur penggantian busi ini dapat dilihat di YouTube.
 


Karena ruangan menjadi sempit dan padat, maka penggantian busi jadi lebih sulit. Tapi jika tahu caranya, maka akan jauh lebih mudah. Peralatan atau kunci yang digunakan juga tidak banyak. Pada foto di bawah terlihat: gagang ratchet 3/8 inci, socket 10 mm, socket busi 16 mm, extension 3/8x3 inci, extension 3/8x6 inci.
 

Kunci socket 10 mm digunakan untuk melepas dan memasang: tutup (cover) yang bertuliskan i-DSI, dan koil-koil busi. Total ada 2 baut ukuran kepala 10 mm (ulir M6) untuk cover, dan ada 8 buah baut 10 mm untuk koil-koil.

Bola pengunci (retainer ball) pada extension harus cukup kuat. Agar socket busi tidak tertinggal di dalam lubang busi saat dipasang. Karena posisi busi berada di dalam lubang sedalam sekitar 13 cm.


Di dalam socket busi terdapat karet pemegang busi. Gunanya agar busi tidak jatuh saat akan dipasang atau saat mengambil busi dari dalam lubang busi. Juga untuk menjaga agar posisi busi lurus terhadap socket dan ulir pada kepala silinder (cylinder head), agar mencegah kerusakan ulir.


Untuk menguji kekuatan bola pengunci. Sambung extension ke socket busi. Masukkan busi ke dalam  socket. Seperti foto di bawah, tangan kiri memegang extension, tangan kanan menarik busi keluar dari socket. Busi harus bisa terlepas dari socket, sedangkan extension harus  tetap tersambung dengan socket.


Karena sempit dan dalamnya ruang busi. Socket busi yang tertinggal di dalam lubang busi, sulit dikeluarkan. Apalagi jika posisi lubang busi di deretan belakang. 


Foto di bawah menunjukkan posisi empat buah koil-koil busi di deretan depan.



Deretan empat buah koil-koil di bagian belakang agak sulit dilihat. Pada foto di bawah ditunjukkan dengan nomor-nomor. Posisi koil di bawah nomor-nomor tersebut.



Posisi busi nomor empat belakang paling sempit. Foto di bawah memperlihat posisi koil nomor empat belakang.


Lepaskan semua konektor-konektor kabel pada koil. Dengan cara menekan klip pada konektor. Lalu konektor ditarik agar terlepas. Jangan menarik kabelnya.


Foto di bawah menunjukkan konektor-konektor yang tidak ada klipnya, karena sudah patah. Tapi konektor-konektor ini masih baik dan bisa dipakai.


Lepaskan juga semua konektor-konektor koil di deretan belakang.




Lepaskan bracket yang memegang kabel belakang di dekat busi nomor empat belakang. Pada foto di bawah, terlihat tangan kiri memegang kabel, dan telunjuk menekan klip pengunci. Lalu kabel didorong ke belakang mobil, hingga terlepas dari bracket. Pada foto juga terlihat posisi klip berada didekat tali gas (throttle cable) yang melintang sepanjang foto.

 


Lepaskan bracket yang memegang kabel koil belakang. Pada foto di bawah memperlihatkan bracket dalam lingkaran merah, di dekat lubang pengisian oli, atau di dekat busi nomor satu belakang. Kabel dipegang dengan tangan kiri, dan dilepas dari bracket dengan mendorong ke arah kiri bodi mobil, atau ke arah kanan foto.

  


Dengan terlepas dan terbebasnya kabel-kabel (wiring harness) koil dari kedua bracket, maka akan memberi ruang untuk melepas koil dan busi.

Lepaskan semua baut 10 mm pemegang koil, dengan menggunakan kunci socket 10 mm.




Setelah baut terlepas, koil dapat dengan mudah dicabut dari lubang busi dengan menarik ke atas.



Foto di bawah memperlihatkan lubang busi sedalam sekitar 13 cm. 


Sebenarnya busi sudah dapat dibuka. Tapi kadang ada oli atau kotoran yang masuk ke dalam lubang busi. Jika busi dibuka, maka oli akan masuk ke ruang bakar, yang dapat menyebabkan kerak dan membuat katup-katup (valve) menjadi bocor, sehingga kompresi berkurang dan tenaga menurun (low power).

Jika oli yang masuk ke ruang bakar sangat banyak. Maka saat distarter, dapat menyebabkan piston macet akibat oli tidak bisa terkompresi, atau disebut hydraulic lock. Jika hal ini terjadi, maka harus membuka busi di semua silinder, minimal satu buah busi per silinder. Pastikan tidak ada konektor koil yang tersambung, agar tidak terjadi percikan busi dan pembakaran bensin. Lalu distart agar oli yang masuk ke ruang bakar terpompa oleh piston, dan keluar melalui lubang-lubang busi. 

Gunting kertas karton sekitar 15x3 cm. Tekuk sedikit secara memanjang agar lebih kaku. Sebagaimana foto di bawah.


Masukkan kertas karton ke dalam lubang busi.


Kertas karton akan menyerap oli yang terkumpul di lubang busi. Oli ini bisa berasal dari rembesan perapat (seal) pada tutup klep (valve cover). Hal ini terutama terjadi pada lubang busi belakang.


Jika ada kompresor angin dengan nozzle yang panjang, sehingga bisa masuk ke dalam lubang busi. Maka kotoran dan oli yang terkumpul dalam lubang busi bisa disemprot angin kompresor, agar terhembus keluar.

Untuk melepaskan busi nomor empat belakang, sambungkan extension 3 inci pada socket busi.



Masukkan socket dan extension 3 inci ke dalam lubang busi nomor empat belakang. Karena dalamnya lubang, tinggi extension 3 inci berada di sekitar mulut lubang. Sehingga tidak ada ruang untuk gagang ratchet.


Sambung extension 6 inci, untuk memperpanjang extension 3 inci. Agar ratchet bisa disambung dan diputar dari atas, sebagaimana foto di bawah. 



Kendurkan dan lepaskan busi nomor empat belakang dengan ratchet. Terlihat ruang di atas kepala ratchet yang pas-pasan.

Karena ruang yang sempit inilah, maka pemasangan extension 3 inci, lalu extension 6 inci, kemudian gagang ratchet, harus dilakukan satu per satu atau bertahap.

Setelah busi terlepas dari kepala silinder. Lepaskan ratchet. Socket dan kedua extension tidak bisa diangkat sekaligus karena sempit. Maka lakukan tahap berikut, tangan kanan mengangkat extension 6 inci, sampai jari tangan kiri bisa menangkap extension 3 inci. Lalu tarik dan lepaskan extension 6 inci.



Kemudian tangan kiri memegang dan mengangkat extension 3 inci berikut socket dan busi yang akan diganti.


Pemasangan busi yang baru adalah kebalikan dari prosedur membuka busi lama. Masukkan busi baru ke dalam socket. Dengan extension 3 inci, socket beserta busi dimasukkan ke dalam lubang busi. Lalu sambung dengan extension 6 inci dan gagang ratchet.

Lihat foto di bawah. Tangan kiri memastikan extesion tegak lurus. Tangan kanan memegang ratchet, di dekat kepala ratchet. Putar ratchet searah jarum jam agar busi masuk ke dalam ulir kepala silinder. Putar dengan ratchet sampai busi mencapai dasar.



Pindahkan tangan kanan ke ujung ratchet, sebagaimana foto di bawah. Perkuat dengan setengah putaran, atau sekitar 180 derajat. Dengan cara ini busi cukup kuat terpasang. Tapi juga tetap mudah dilepas nanti saat penggantian selanjutnya.



Busi yang digunakan pada prosedur ini adalah:

NGK BKR6E-11

Denso K20PR-U11

Ada cara lain untuk mencegah socket tertinggal di lubang busi. Adalah dengan melepas karet pemegang busi di dalam socket. Pada cara ini busi akan tertinggal di dalam lubang busi sesudah dikendorkan atau dibuka. Lalu busi ditarik keluar dengan alat penjepit seperti pinset, tang jepit atau tang buaya. 

Kemudian busi yang baru diletakkan ke dalam lubang busi dengan penjepit. Socket dimasukkan ke dalam lubang busi, sambil diputar-putar perlahan agar busi terpegang oleh socket. Sesudah busi terpegang socket, maka diarahkan ke dalam ulir di kepala silinder (cylinder head). Lalu socket diputar ke kanan (searah jarum jam) agar busi terkunci. 

Karena busi tidak tertahan di socket, cara ini memang berhasil mencegah socket tertinggal di dalam lubang busi. Tapi cara ini sebenarnya tidak dianjurkan. Karena saat busi dimasukkan ke dalam lubang, ada kemungkinan terjatuh dan merubah celah (gap) busi. Juga karena busi tidak terpegang dengan baik oleh socket, ada kemungkinan busi tidak masuk sempurna ke dalam ulir atau drat kepala silinder. Sehingga bisa merusak drat di kepala silinder, dan akan mahal biaya perbaikannya.


Wednesday, January 12, 2022

Relationship: Acceleration, Velocity, Force, Power, Energy, Mass

This article discusses the formula and calculation of power on a vehicle using variables: mass, speed and travel time.

It is known that a Toyota Corolla weighs 3,103 pounds (m). From the stop position (Vo), the car accelerates to a speed of 60 miles per hour (Vt) in 8 seconds (t).

  



Mass of the car, m = 3,103/2.205 = 1,407.26 kgf


Final speed, Vt = 60×1.61= 96.6 km/h


Then the acceleration is:

Initial velocity, Vo = 0 m/s

Final velocity, Vt = 96.6 km/h = 96.6×1,000/3,600 = 26.83 m/s

Acceleration, a = (Vt - Vo)/t = (26.83-0) / 8= 3.35 m/s2



Kinetic energy or work done:

E = (1/2.m.Vt.Vt) - (1/2.m.Vo.Vo) = (1/2×1,407.26×26.83×26.83) - 0 = 506,507.28 Joules


Power can be calculated by kinetic energy, which is equal to energy divided by time:

P = E/t = 506,507.28 / 8 = 63,313.41 watts = 63.31 kw


In units of horse power = 63,313.41 / 745.7 = 84.90 hp



Power can also be calculated by the force that drives the vehicle. This force is like a rope pulling a vehicle. In the image above, it is represented by a red arrow. If a measuring instrument is attached to the rope, then the force that pulls the car can be known. This force can also be determined by the following calculation.


The force that moves the car is equal to mass times acceleration:

F = m.a = 1,407.26×3.35 = 4,714.32 N


The average speed is:

V = (Vt-Vo) / 2 = (26.83-0) / 2 = 13.42 m/s

Power is calculated by force times average speed:

P = F.V = 4,720.17×13.42 = 63,344.68 watts = 63.34 kw



In this calculation, the acceleration is considered constant or average. In actual conditions, acceleration can change according to the transmission gear used. Due to the greater torque difference in low gear than in high gear. Acceleration in 1st gear will be faster than acceleration in 2nd gear. And so on, acceleration slows down in 3rd gear and higher gears.


In actual conditions, for the same acceleration as the calculation results, it takes more power than this calculation. It can reach 2-3 times bigger power. Due to efficiency and friction factors such as: road friction, transmission efficiency, engine response or throttle response, air friction (aerodynamics), and others.


In calculation, usually an error occurs when calculating the force (F). This force works to move the vehicle. So that the value is equal to mass times acceleration of the vehicle. In the image above, it can be seen as the red arrow. It's not vehicle weight or mass times gravity, which is shown in the image above as a blue arrow.


ANOTHER EXAMPLE

It is known that the Honda CBR1000RR motorcycle weighs 210 kgf with a rider weighing 80 kgf.  From the start position, it reaches a speed of 60 miles / hour with a time of 2.7 seconds.

Total mass = motorbike + rider = m = 210+80 = 290 kgf

Final speed, Vt = 60×1.61= 96.6 km/h

The acceleration is:
Initial velocity, Vo = 0 m/s
Final velocity, Vt = 96.6 km/h = 96.6×1,000/3,600 = 26.83 m/s

Acceleration, a = (Vt - Vo)/t = (26.83-0) / 2.7 = 9.94 m/s2


Kinetic energy or work done:
E = (1/2.m.Vt.Vt) - (1/2.m.Vo.Vo) = (1/2×290×26.83×26.83) - 0 = 104,378.09 Joules

Power can be calculated by kinetic energy, which is equal to energy divided by time:
P = E/t =  104,378.09  / 2.7 =  38,658.55 watts = 38.66 kw

In units of horse power = 38,658.55 / 745.7 = 51.84 hp


Power can also be calculated by the force that drives the vehicle. This force is like a rope pulling a vehicle. In the image above, it is represented by a red arrow. If a measuring instrument is attached to the rope, then the force that pulls the vehicle can be known. This force can also be determined by the following calculation.


The force that drives the motorbike is mass times acceleration:
 F = m.a = 290×9.94 = 2.882.60 N

The average speed is:
 V = (Vt-Vo) / 2 = (26.83-0) / 2 = 13.42 m/s

Power by force times average speed is:
 P = F.V = 2,882.60×13.42 = 38,684.49 watts = 38.68 kw